Sunday, July 1, 2007

SEMERU..I'M COMING !!

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.

Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.

Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.



Perjalanan

Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.13.000,- hingga Pos Ranu Pani.

Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian, biaya surat ijin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-

Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau Ranu Pani (1 ha) dan danau Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Setelah sampai di gapura "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.

Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan tenda. Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

Selanjutnya memasuki hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.

Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.

Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.

Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.

Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.

Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.

Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

Gas beracun

Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.

Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.

Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.

Iklim

Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.

Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.

Taman nasional

Gunung ini masuk dalam kawasan Taman nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan.

Flora yang berada di Wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju Puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endernik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.

Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : Macan Kumbang, Budeng, Luwak, Kijang, Kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat Belibis yang masih hidup liar.

Pendaki pertama

Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.

Legenda gunung Semeru

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, Pulau Jawa pada suatu saat mengambang di lautan luas, dipermainkan ombak kesana-kemari. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.

Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.

Dewa-Dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau tetapi masih tetap miring, sehingga Mereka memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut.

Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau jawa dilihatnya banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.

Lingkungan geografis pulau Jawa dan Bali memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah para dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung diantara bumi (manusia) dan Kayangan. Kalau manusia ingin mendengar suara dewa mereka harus semedi di puncak Gunung Meru. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewa-Dewa atau mahluk halus. Selanjutnya daerah bergunung-gunung masih dipakai oleh manusia Jawa sebagai tempat semedi untuk mendengar suara gaib.

Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.

Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib. Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimanapun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan oleh macam-macam hantu yang mendiami daerah keliling gunungnya. Hantu-hantu tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau.

Roh leluhur biasanya bertujuan menjaga macam-macam tempat dan harus dihormati. Para pendaki yang menginap di danau Ranu Kumbolo sering melihat hantu Ranu Kumbolo. Tengah malam ada cahaya berwarna orange di tengah danaunya dan tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok hantu wanita. Biasanya hanya orang yang punya kekuatan mistis dia akan melihat hantu dan dapat bicara dengan hantu. Terserah orang percaya pada hantu atau tidak tetapi banyak orang Jawa yang percaya bahwa daerah Bromo, Tengger, Semeru banyak didiami oleh hantu-hantu.

Wednesday, June 13, 2007

My True story..by ri2n

My Kost Room,17 Mei 2007, 19:00

Finally….senangnya ketika menginjakkan kaki ini dikamar kost tercinta, tempat yang biasa memberikan ku semangat baru,menumpahkan keluh kesah dan merewind seluruh peristiwa yang terjadi sepanjang hari ini, atau bahkan mengingat kembali memori di masa silam yang sayang untuk dilupakan,,,,,terlalu indah,bahkan yang telah banyak memberi warna dalam hidupku…..
Ahhh…..sudahlah…biarlah itu menjadi “album kehidupan” yang manis yang setiap waktu dapat kusibak kembali…walau hanya sekedar untuk mendapatkan sebuah senyuman kecil…J

And now, tugas besar ku malam ini adalah menyiapkan seluruh perlengkapan yang harus kubawa untuk mengikuti acara pendakian ke Gunung Gede besok…., ku hela nafas ku sebentar, seharian tadi aku cukup lelah karena harus mencari perlengkapan yang belum ku miliki, ada yang kudapat dengan membeli atau bahkan cari pinjaman…he..he..namanya juga usaha, kalau sudah semangat cara apapun pasti akan dilakukan, asalkan benar dan sesuai aturan…betul???

Tas ransel, bahan makanan, pakaian hangat,pakaian ganti, perlengkapan sholat sudah kusiapkan, semua lengkap, tapi…yang urgent malah belum berhasil kudapatkan, sleeping bag, matras, tenda dan senter..aduh aku harus segera cari ni…Untungnya ada teman kantorku yang berbaik hati mau membantu mencarikan pinjaman barang2 tadi untukku, malam ini dia akan mengantarkannya untukku.Alhamdulillah….

Oiya…
Sebelumnya aku sudah membuat janji dengan temanku yang akan ikut mendaki juga, bahwa aku diminta menginap dirumahnya untuk packing bareng,aku janji jam 9 akan datang kerumahnya. Sekarang pukul 19:30 , masih ada waktu 1,5 jam lagi untuk ku bersantai barang sejenak.Kebetulan rumah nya tidak terlalu jauh dari kost ku, tapi tetap harus naik angkot juga kesananya, karena kalau jalan jauh juga.oiya aku kan juga harus makan malam dulu…

My Neighbour Room kost, 19:45
Ternyata teman sekostku meminta ku untuk meluangkan waktu ku sejenak.ia ingin menceritakan sesuatu hal tentang masalahnya, ya…bisa dibilang curhat..
Ok..akhirnya aku bertandang ke kamarnya, sambil membawa makan malamku…
Untungnya temanku itu ngga keberatan aku mendengarkannya sambil makan J, karena..aku harus bisa menghemat waktu..kalo ga gitu..bisa kemaleman nanti aku kerumah temanku tadi….
Setelah lumayan lama ia bercerita, sambil aku memberi komentar dan masukan tentunya, akhirnya aku harus menyudahi percakapan tadi…
Dan seperti biasa…aku pamit sekaligus minta do’a darinya juga agar perjalananku selama liburan nanti dimudahkan….dan dia pun memberikan do’a itu dan semangat untukku…dengan sapaan hangatnya ia berkata..” OK rin..thank’s ya dah dengar ceritaku, have a nice holiday ya..”, thanks juga ya La”, sahut ku….:)

Fitri’s Home, 21:30
Ternyata aku kemaleman, tadi nya aku sudah menset bisa sampai tiba dirumahnya tepat pukul sembilan, tapi..karena angkot yang biasa lewat di depan kostku agak lama lewat, jadi waktu ku banyak terbuang disitu, tapi sudahlah….toh akhirnya sampai juga aku di rumah fitri….

Fitri menyapa ku dengan senyuman manisnya, “Mba ririn dah bawa semua perlengkapan?, kalo udah kita packing sekarang aja yuk…”, pinta nya.
Aku pun mengiyakan. Dan malam itu pula, teman kantor ku yang lain membawakanku, sleeping bag, matras dan tenda, ahkirnya…semua nya lengkap, tinggal senter dan jas hujan, dan besok pagi temanku akan membawakannya untuk ku.

Kalau bisa dibilang, aku ikut mendaki ke Gunung Gede, nyaris tanpa persiapan, bayangkan, karena aku mengira aku awalnya tidak ikut, karena waktu nya bentrok dengan jadwal ujian kuliahku, ternyata ujianku di undur, dan itu aku ketahui seminggu sebelum acara pendakian, sedangkan teman2 ku yang awalnya memang sudah niat akan ikut, sudah ½ jalan menyiapkan perlengkapan semuanya….
Apakah aku nekat???
Ga juga, toh menurutku yang penting adalah kesiapan fisik dan mental, mengenai perlengkapan, ya,,,,itu bisa disiasati semuanya….Bismillah aja lah kalo menurutku…J.Tapi sebaiknya memang dipersiapkan dan direncanakan jauh-jauh hari….

Di ruang keluarga, kami berdua sibuk mempacking barang2 apa saja yang harus dibawa, langkah pertama adalah menyiapkan tas ransel atau cariel kami, lalu memberikan alas trush bag ( plastic sampah ) untuk mencegah rembesan air yang dapat masuk lewat cariel,
Setelah itu, kami memasukkan matras kami, dengan posisi melingkar di dalam tas.Lalu kami mulai memasukkan sleeping bag, sengaja kami letakkan paling bawah, karena memang digunakannya tidak terlalu urgent, sleeping bag dipakai hanya ketika akan tidur saja.Setelah itu kuletakkan pakaian ganti yang sebelumnya sudah kumasukkan kedalam plastic pula.Lalu gelas, piring dan tumpukan teratas adalah bahan makanan, dan handuk kecil.Di kantong tas terluar, ku letakkan jas hujan dan senter, tujuannya agar mudah diambil sewaktu-waktu. Obat-obatan memang sengaja belum kami masukkan, rencananya akan kami titipkan di tas ransel teman yang lain, atau titip ke panitia.

Wow…tak terasa tas ku sudah mulai penuh dan berat, sebenarnya aku agak kurang lihai dalam packing, kata adikku, yang kebetulan anggota pecinta alam juga, ada triknya agar bawaan kita walaupun banyak, tapi tidak terlalu berat ketika kita bawa….
Ternyata setelah kuteliti kembali, yang membuat cariel ini berat adalah bahan makanan yang terlalu banyak , akhirnya aku pun menguranginya satu persatu, yang dirasa cukup penting saja ku bawa.:)
Sekarang tas ku sudah mulai lumayan ringan ketika ku sandang di bahu ku…..
Lumayan juga ya….
Kami mempacking semuanya sambil bersendau gurau, maklum ini pengalaman pertamaku mendaki gunnung, hingga puncaknya, biasanya hanya 2/3 nya saja.Sedangkan Fitri ini pengalaman pertama nya juga, dan pengalaman pertama nya pula bepergian dan bermalam di gunung.Biasanya hanya tracking seharian saja melintasi hutan dalam pegunungan…..

Setelah semua nya siap dan rapi, kami berdua mencoba memakai perlengkapan yang ada.Seolah-olah kami akan berangkat malam itu juga…J
Kupakai jaket parasut ku, lalu kupasang cariel di bahu ku, lalu ku pakai tas pocket kecilku, dan kupakai sandal gunung ku, oiya tak lupa topi ku juga,
Wow…keren!!! Itu ungkapan spontan kami berdua, sambil tertawa riang….:) di depan cermin.

Tak terasa malam semakin larut, jam sudah menunjukkan pukul 23.30 wib, wah…kami harus istirahat ni, agar besok tenaga kami kuat untuk mendaki.
Setelah bersih-bersih kami pun tidur….dan sebelum tidur kita berdo’a agar semuanya bisa berjalan dengan mudah…Amiin.

Darul Ilmi, 18 Mei 2007, 15:30

Sudah lama aku tak menginjakkan kaki ku di Mesjid kampus ku ini, kurang lebih dua tahun semenjak aku lulus.Tidak banyak yang berubah ternyata…,masih seperti dulu, hanya ada sedikit penambahan di setiap bangunnya.Dulu tempat ini banyak menyimpan kenangan bagi ku, tempat curhat, tempat rapat, atau bahkan tempat ngerjain tugas..he..he…he…

Rencananya, aku dan teman-teman kelompok ku akan briefing disini, tapi sudah 2,5 jam aku dan fitri menunggu, ternyata mereka belum datang2 juga, sampai akhirnya datanglah mba desmi, ketua kelompok kami yang menjemput kami dan mengatakan bahwa kita langsung briefing saja di ruang panitia dengan peserta lain.

Setelah briefing, sholat dan makan, akhirnya kami mulai berkemas, siap2 siap untuk berangkat.Tepat pukul 22.00 kami, berjumlah 40 orang berangkat dengan naik tronton ( sejenis truk tentara), mulai meninggalkan Poltek menuju Gunung Putri, Bogor..
Bismillah…..perjuangan pun dimulai…..







Gunung Putri, 19 Mei 2007, 02:00

Akhirnya sampai pula aku di Gunung Putri, wuiih…hawa dingin pegunungan dan taburan bintang seakan mengucapkan “welcome to the jungle” …….
Subhanallah….
Indah nian malam itu…
Langit begitu dekat, seakan tangan ini begitu mudah menggapainya….
Taburan bintang itu menjadi penghias langit yang gulita…
Kubiarkan wajah ini menengadah menghayati lukisan alam saat itu…
Betapa lapangnya hati ini ya Alloh…
Semesta raya terlukis indah saat itu, maha karya dari Sang Maha Pencipta…..

Pendakian pun dimulai, tepat pukul 02.30…
Kami berjalan beriringan menyusuri area perkebunan wortel…
Ini memang jalan yang sudah disiapkan, dan biasa dilewati para pendaki…
Masya Alloh…jalannya gelap dan terjal, jadi harus hati-hati…
Ditambah lagi dengan carielku yang lumayan berat…
Dan udara yang semakin dingin membuat kaki ini serasa beku, berat sekali untuk melangkah….

Semakin keatas jalan semakin terjal, dan ritme nafas ku mulai berubah…
Ternyata memang benar, jika kita ingin mendaki memang perlu kesiapan fisik yang prima….
Sejenak kami berhenti, mengatur nafas dan menghilangkan lelah….itu kami lakukan selama pendakian..
Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi, tiba-tiba dari arah atas rombongan kami, terdengar teriakan salah satu peserta, bahwa kita salah jalan atau tersesat., dan kita diharuskan balik…Spontan terdengar keluahan kami.”Aduuuh……!!.”
“ Waduh…nyasar??, udah sejauh ini,padahal sebentar lagi shubuh….
Lebih kasihan lagi yang sudah sampai agak atas, pasti tambah capek….
Akhirnya…kami berbalik arah, turun menyusuri kebun wortel tadi….
Tapi,lucu juga…
Dalam waktu sejam, kami sudah melakukan naik gunung dan turun gunung….:)
Ternyata …turun itu lebih enak dan mudah ya..:)
Tapi harus siap “rem cakram” juga ya..:)

Lalu kami berjalan, menyusuri jalur pendakian yang benar,jadi seharusnya ketika kami
Menemui pertigaan, harus nya kami ambil arah kiri, bukan lurus.Ya…ini kelalaian dari panitia juga…mungkin karena malam, jadi penglihatan pun sudah agak tidak jelas.Tapi jangan khawatir, kami tetap semangat menempuh jalur pendakian yang semakin berat dan terjal.Setelah melewati sungai, jalur mulai memasuki kawasan hutan Gunung Gede..
Allahu Akbar, gelap sekali…
Betapa pentingnya peran senter waktu itu…
Aku pun berjalan, menapaki jalur yang mirip seperti tangga, satu persatu “anak tangga” itu ku tapaki…
Disini diperlukan konsentrasi yang cukup, karena kondisi gelap, kita harus tetap memperhatikan rombongan kita, dan jangan sampai tertinggal….
Karena waktu itu musim pendakian, jadi cukup ramai juga, sering kita berpapasan dengan pendaki lain….

Sayup-sayup suara Adzan masih dapat kami dengar, kami memang belum jauh menempuh perjalanan…
Akhirnya kami putuskan berhenti sejenak, untuk menunaikan Sholat Shubuh,,,
Dengan kondisi seadanya, kami pun Sholat…Bersujud dan mentafakuri Karunia-Nya…

Pos 1, 06:00
Tak terasa, sampailah kami di Pos 1, disini kami berhenti sejenak, beristirahat, makan dan minum untuk mengisi energi lagi sebelum melanjutkan perjalanan kami yang masih jauh…

Bayangkan ini belum ada sepertiga nya, nantinya kami harus melewati 5 Pos untuk sampai Alun-alun Surya Kencana, tempat kami camp, sebelum sampai puncak Gede.

Segelas teh manis dan semangkuk bubur yang dimakan beramai-ramai, ternyata sudah cukup membuat energi kami kembali pulih….Alhamdulillah…tentunya ditambah snack2 kecil yang belum sempat kami makan manjadi pelengakap sarapan kala itu….heehee.

Perjalanan pun dilanjutkan…
Dan medan pun semakin curam dan menanjak,di tamabah lagi kami harus melompati batang2 pohon yang tumbang yang menghalagi jalan.sesekali aku berhenti untuk beristirahat
Kaki-ku semakin berat untuk di ayun, ditambah lagi bahu ku yang semakin sakit dan pegal merasakan ranselku yang terasa makin berat….
Ya Alloh, benar-benar ini merupakan simulasi kehidupan yang paling tepat menurutku….
Aku merasa kesabaranku, semangat ku, daya juang ku sangat dibutuhkan.
Ternayata stamina ku menurun, aku semakin tertinggal dengan kelompok ku..
Aku berada di urutan terakhir, berdua dengan Lisa, teman satu kelompok ku juga, kebetulan kami berdua mengalami hal yang sama, stamina kami menurun dan mudah lelah.aku dan lisa sempat beristirahat cukup lama, hingga sedikit tertidur ketika berbaring di atas ransel kami..
Bahkan sampai terlintas di pikiranku, aku menyerah dan ingin balik saja…
Tapi,…
Alangkah bodohnya aku…, seorang pendaki sejati tidak boleh berpikiran seperti itu.
Akhirnya….ku kumpulkan lagi semangat dan energy ku yang mulai hilang,
Di sepanjang perjalanan, aku sering berpapasan dengan pendaki lain, yang sama-sama mendaki, bahkan yang turun gunung juga…
Merekalah yang memberikanku semangat, menularkan daya juang nya dengan teriakan mereka…
“Ayo mba kuat, sebentar lagi sampai puncak”, semangat mba!!!!
Aku dan Lisa tersenyum dan sama-sama bertekad,kita harus kuat, kita harus yakin kita bisa sampai puncak…Allahu Akbar!!!

Ditengah perjalanan, aku menjumpai seorang anak kecil bersama ayahnya menuruni gunung, sungguh orang tua yang pandai, memberikan pendidikan dan latihan yang tepat semenjak dini, mengenalkan alam dan memberikan latihan hidup…..
Ayah anak tersebut sempat tertegun dan salut kepada aku dan lisa,
“ Wah mba hebat, ada juga pendaki yang bisa tetap mendaki dengan pakaian muslimah...”, hebat mba, belum pernah saya menemui sebelumnya..”
Ya…aku dan Lisa hanya tersenyum, kami berdua mnemang beda, kami mengenakan Rok, orang lain mungkin akan melihat itu menyulitkan, tapi bagi kami yang memakainya, itu bukan suatu masalah…kami tetap mengenakan celana panjang juga tentunya…tapi kami juga berusaha menjaga dan mempertahankan syariat yang kami fahami….

Alun-Alun Surya Kencana 19 Mei 2007, 12 :30

Pos 2,Pos 3, Pos 4, tak terasa telah kulewati..
Berarti tinggal 1 pos lagi…
Tapi energi ku semakin menipis….
Aku selalu berdo’a
Ya Alloh beri aku kekuatan dari Mu, kuatkan aku, tegarkan aku, hingga puncak nanti….
Aku putuskan menukar ranselku dengan panitia untuk mengurangin bebanku, karena kulihat tas mereka sedikit lebih kecil dengan punyaku…
Yup…pos 5 pun terlewati…
Berarti sebentar lagi sampai di Alun-alun Surya Kencana….
Jalan pun mulai mendatar…
Aku senang…..:)
Sampai akhirnya…
Lisa berteriak….”Rin..ayo cepat, alun-alun sudah terlihat…”
Dan….Subhanalllah….
Indah sekali Alun-alun ini….
Hamparan padang edelweiss yang luas terbentang di hadapanku, kabut pun mulai turun menutupi setengah dari alun-alun itu…
Ditambah lagi view 2 buah gunung yang mengapit Alun-Alun tersebut….
Wah…..
Perjuanganku dan keletihanku rasanya terbayarkan sudah…

Aku berjalan menyusuri padang edelweiss itu…
Dengan kaki yang tertatih-tatih menuju camp yang sudah dibuat oleh temanku yang lebih dulu tiba..
Sinar matahari begitu menyengat, tetapi angin gunung yang sejuk dan dingin menjadi penawar terbaik watu itu….

Dan akhirnya..
Alhamdulillah..
Sampailah aku di camp…
Teman-teman menyambutku dengan senyuman..
“ Gimana rin, capek ya..??
Sebagian mereka ada yang sedang makan dan berbenah diri di dalam camp.
Senangnya…bisa bertemu mereka kembali..
Tapi…
Tubuhku terlalu letih, aku langsung meletakkan ranselku dan merebahkan badanku di luar camp, tak terasa aku tertidur, bersebelahan dengan Lisa….
Sampai akhirnya aku terbangun, karena kami belum menunaikan shalat…

Setelah cukup beristirahat dan puas bercengkrama dengan teman-temanku, sambil berfoto ria di hamparan edelweiss dan menikmati lukisan dua gunung, tak terasa sebentar lagi malam,
Hawa dingin gunung semakin kuat terasa…
Aku pun segera menuju camp…

Malam itu seharusnya ada acara api unggun, tapi karena besok harus melanjutkan perjalanan lagi untuk sampai puncak Gede, akhirnya kami putuskan tidak ikut, kami lebih memilih beristirahat sambil melemaskan otot-otot kami yang tadi kaku..
Masya Alloh…
Di luar udara dingin sekali…
Kaki dan tubuhku kaku…
Sulit untuk bergerak…akhirnya kubenamkan tubuhku di dalam sleeping bag…
Wah,,,,,ternyata cukup hangat….
Dan kami pun beristirahat…..

Alun-Alun Surya Kencana, 20 Mei 2007, 08:00
Hari ini petualangan akan di mulai lagi, menurut mereka yang pernah mendaki G.Gede,dari Alun2 ini untuk mencapai puncak tinggal 1/3 dari perjalanan keseluruhan, mungkin sekitar ½ jam, sudah sampai…

Tubuhku sudah segar kembali..
Walau masih terasa pegal di kaki ku,,,
Tapi…
Semangatku sudah ku chash sebelumnya
So…I’m Ready!!!
Udara pagi pegunungan begitu segar..
Ditambah lagi hangat nya sinar mentari yang begitu cerah..
Mengiringi perjalanan kami selanjutnya….
Semua ceria…
Termasuk diriku..:)
Kali ini, aku berada di urutan pertama,
Stamina ku kembali pulih…
Setapak demi setapak bebatuan itu ku daki,
Tak sabar rasanya aku ingin melihat Puncak yang dari 2 hari lalu menjadi tujuan kami,,,,
Sampai akhirnya terdengar suara riuh dari atas..
Ternyata puncak sudah semakin dekat..
Aku semakin mempercepat langkah kaki ku,,
Seakan tak sabar menjemput asa yang selama ini ingin ku gapai
Dan sekarang ada di depan mataku…

Puncak Gede, 20 Mei 2007, 9:30..

Dan Subhanallah……………..
Aku berteriak, aku berhasil!!!!
Kawah gunung Gede terbentang jelas di hadapan ku..
Kabut dari kawah gunung itu semakin mempercantik keindahannya…
Diseberang sana terlihat jelas kokohnya Gunung Pangrango
Aku pun bisa melihat Alun2 Sur-ken tempat kami camp dengan jelas dari Puncak Gede ini.Ya Alloh….aku jadi teringat penggalan surat Ar Rahman,maka nikmat Tuhan mu mana lagi yang kau dustakan…?
Ibarat sebuah makna hidup , bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan dari sebuah perjalanan hidup kita, diperlukan usaha dan pengorbanan yang sungguh-sungguh…
Dan di depan sana Alloh telah menyiapkan sesuatu yang indah sebagai reward dari usaha kita tadi…..Subhanallah…


Setelah cukup puas bermandi mentari dan menikmati pemandangan kawah Gede,akhirnya perjalanan turun Gunung pun dimulai..
Kali ini, kita harus bersiap “mengerem” karena medan menurun terus…
Harus hati-hati juga agar tidak terjatuh…
Aku bergegas melangkahkan kaki ku..
Menuruni jalur pendakian yang ada..
Kali ini tidak ada keluhan lagi dariku….:)
Sampai akhirnya kami tiba di Kandang Badak
Tempat ini biasa di pakai untuk singgah sementara oleh para pendaki..
Kami istirahat dan menunaikan sholat disini…

Tak lama perjalanan dilanjutkan..
Dari kejauhan terdengar riak air yang cukup deras, ternyata ada air terjun….
Tapi…tiba2 kabut turun dan hujan turun pula
Lumayan deras waktu itu..
Aku pun berkemas dan mengeluarkan jas hujan ku…
Di balik ponco ku aku berlindung dan kembali melanjutkan perjalanan..
Semua basah…
Sendal Gunung ku dan sebagian pakaian ku…
Yang cukup seru adalah ketika melewati sungai air panas..
Disini harus hati2, karena di samping jalur ada jurang yang tertutup kabut, di tambah lagi bebatuan yang cukup licin..
Tapi…kakiku terasa hangat,,,terlebih ketika melintasi sungai itu…J

Akhirnya sampailah aku di kawasan Cibodas,
Rute Cibodas adalah pilihan jalur yang kami pakai untuk turun,karena medan nya lebih baik di banding yang lain….
Aku menyempatkan diri menikmati sejuknya air terjun Cibeureum..
3 buah air terjun yang Cantik..:)
Waktu itu hujan sudah reda, tapi ..tanpa kami sadari
Hari sudah semakin gelap..
Aku harus segera melanjutkan perjalanan, karena kalo tidak, aku akan terjebak dalam kegelapan hutan lagi..
Dan ternyata benar, hari sudah gelap, sednagkan aku dan Fitri masih harus melewati jalur hutan yang cukup lebat..
Semua gelap dan Sunyi..
Yang terdengar hanya suara burung hutan dan serangga malam…
Aku pun mempercepat langkah ku…
Dalam hati kami berdzikir..karena jalur terlalu sepi waktu itu…
Kaki ku pun semakin pegal dan sulit untuk melangkah,,,
Sepertinya memang sudah banyak di porsir…
Jadi ya…mulai agak2 pincang pula berjalan…J

Jam 19:00, sampailah aku di depan pintu masuk kawasan wisata Cibodas, ternyata teman2 yang lain telah menunggu ku disana…
Hingga akhirnya kami berjalan kembali meninggalkan kawasan Cibodas..
Alhamdulillah….
Semua selamat dan dari wajah2 kami tertangkap nuansa bahagia yang luar biasa…
Walaupun badan ini terasa semakin lelah…tapi kami PUAS……

Terminal Cibodas, 20 Mei 2007, 19:00
Dua buah tronton sudah menunggu kami, siap mengantarkan kami kembali ke Depok..
Tapi sebelumnya aku sempat menikmati segelas air jeruk hangat di salah satu kedai
Ah…segar sekali….lumayan untuk merileks kan kembali tubuhku…J
Satu jam kemudian kami mulai meninggalkan kawasan Cibodas…
Sungguh pengalaman liburan yang Luar biasa…
Dua hari melintasi Gunung Gede…
Ada canda, tawa, lelah, pegal…
Tapi semua begitu indah…
Suatu saat aku ingin kembali kesana…
Kunikmati perjalanan pulang waktu itu..
Sambil kuputar ulang memory selama 2 hari lalu..aku pun tersenyum..
Hingga ada sebuah sms yang berbunyi…”Welcome to the real jungle..”,,J

My Kost Room, 20 Mei 2007, 22:30
Selamat malam kamarku…
Senangnya bisa menginjakkan kaki ini kembali disini..
Kulihat tempat tidurku yang masih tertata rapi..
Begitu menggoda…untuk segera merebahkan tubuhku yang sudah tak bertenaga lagi…
Sesaat kurebahkan tubuh ini, sekedar meluruskan otot2 punggungku yang menegang juga urat2 kakiku yang semakin kaku…
Sambil ku ingat kembali pengalaman 2 hari lalu..
Dua kali terperosok dan beberapa kali tersandung…heehee,,J,,

Dan klimaksnya,
Keesokkan hari nya badan ku sakit semua, sulit untuk berjalan..
Dan hari itu aku ngga ke kantor, kuputuskan untuk beristirahat…..




Special story
For every one who was give spirit and the d best pray 4 me……

Cerita anak-anak pecinta alam

Alhamdulillah...hanya ucap syukur yang sanggup mewakilkan rasa bahagia fithri bertemu dengan teman-teman yang sama-sama mencintai alam, menyukai petualangan. Intinya fithri telah menemukan sebuah komunitas akhwat-akhwat tangguh yang doyan kebiasaan yang ga biasa dilakuin oleh perempuan2 lainnya. setelah sekian lama mencari2 di UI !

Fithri sih berharap, ini menjadi awalan yang baik buat kita untuk membentuk komunitas akhwat2 pecinta alam. tapi masih bingung juga gimana format yang enaknya.... Tujuannya komunitas ini harapannya bukan buat sekedar have fun aja atau gaya-gayaan. tapi kita bisa nyumbang sesuatu buat lingkungan alam di sekitar kita. minimal kita bisa bantu2 nyadarin masyarakat akan pentingnya ngejaga kelestarian alam..

blog ini dijadiin sarana aja buat saling tukar info atau mau sharing-sharing gitu. jadi temen2 srikandi yang lain (lisa,icha,ririn,mba desmi dan yana) tolong sering-sering diliat blognya dan sering-sering diisi.
biar rame aja gitu, ga garing...

Pertemuan 1 Juni di Margo City

Yuhuuu...siang itu wajah-wajah riang kami bertemu..Ririn, Lisa, Icha dan Yana. Sebuah pertemuan singkat di Margo City. tak ada yang istimewa dalam pertemuan kami kali ini..layaknya pertemuan kami sebelumnya. Yang walaupun jarang namun selalu kental dengan makna.

Cerahnya wajah-wajah kami telah memberikan isyarat bahwa kami saling merindu dan bahkan lebih rindu lagi akan suasana itu. suasana dimana kami harus bersusah payah untuk menggapai puncak Gede pada tanggal 19 mei kemarin..Ah..hari itu berbagai cerita mengalir.Entah kapan kan terulang..semoga ada umur

Yang paling penting dalam pertemuan itu adalah Srikandi ( fithri,lisa,ririn,icha, yana dan desmi) telah berjanji untuk menaklukkan gunung-gunung selanjutnya dan akan selalu bersama mengalami petualangan2 selanjutnya. Karena kami tak pernah bisa memuaskan haus kami akan petualangan. Rasa rindu kami akan hijaunya pepohonan, menikmati embun, merasakan dinginnya angin menusuk tulang, merasakan seluruh sendi-sendi dan tulang tercerabut satu persatu dari tempatnya, mendengarkan suara alam.

Next planning >> Rafting (arung jeram) di Citarik Sukabumi